JABON
JABON
Di tiap daerah di Indonesia, jabon memiliki namanya masing-masing. Jabun adalah sebutan jabon di daerah Kalimantan, di Jawa sering disebut dengan kelampaian, di Sumatera disebut dengan kelempi, di Sulawesi dikenal dengan pekaung, dan di Irian Jaya disebut dengan masarambi.
Asal muasal dari Jabon diduga berasal dari benua Asia bagian Selatang dan Tenggara. Nama ilmiah dari jabon adalah Neolamarckia Cadamba yang terinspirasi dari nama naturalis di Perancis, Jean-Baptiste Lamarck.
Dibeberapa negara lain, jabon juga dapat ditemukan seperti di Cina, Australia, India, Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Filipina. Selain di beberapa negara tersebut, jabon juga berhasil dikenalkan dan tumbuh di Puerto Riko, Suriname, Afrika Selatan, Taiwan, hingga Veenezuela.
Terkenal dengan tanaman yang dapat tumbuh dengan cepat yaitu pada awal 6-8 tahun umurnya, jabon akan sangat cocok apabila ditanam di tanah kategori aluvial lembab, tanah lempung, dan tanah podsolik cokelat. Tanah aluvial banyak ditemui di daerah bantaran sungai, daerah berawa, maupun daerah yang tergenang air secara terus menerus atau sebentar.
Bahkan, pada tanah bekas tambang, jabon juga bisa tumbuh dengan baik. Kondisi dari tanah ini umumnya memiliki pH 4, tidak terlalu subur, namun terendam air. Hal ini yang membuat jabon menjadi salah satu tanaman alternatif untuk penghijauan kembali pada daerah bekas galian.
Faktor yang cukup penting dari pertumbuhan tanaman jabon adalah cahaya. Dikarenakan tidak tolerannya jabon pada lingkungan dengan cuaca dingin, maka jabon ini akan tumbuh lebih baik pada suhu 32-42°C.
Curah hujan yang mendukung pertumbuhan jabon juga cukup tinggi sekitar 1,500 sampai 5,000 mm pertahunnya. Dalam hal ini, maka bisa dikatakan kalau iklim dan cuaca menjadi faktor pendukung dari pertumbuhan jabon.
Komentar